Ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang tidak bisa dinilai dengan uang. Coba bayangkan, pagi-pagi buta ibu sudah bangun untuk menyiapkan sarapan dan mungkin juga bekal untuk buah hatinya dibawa ke sekolah.
Ketika suami dan anak-anak ke kantor dan sekolah, ibu beres-beres rumah, nyuci, belanja, masak untuk makan siang dan jemput anak ke sekolah. Adakalanya ketika ada anak masih bayi atau balita mereka sambil mengasuh anak, beres-beres rumah dan segudang pekerjaan rumah tangga yang begitu banyak.
Siang atau sore hari masih juga disibukkan dengan beres-beres rumah, menyiapkan makan malam, setrika, membantu pe-er anak dll.
Kalau mau dihitung-hitung pekerjaan ibu rumah tangga itu banyak sekali. Selain itu sebagai makhluk sosial harus bisa membagi waktunya untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Repot sekali ya, apalagi kalau tanpa asisten di rumah.
Dan menyedihkan lagi, jika ada kata-kata entah itu dari suami, anak-anak atau mungkin ibu itu sendiri " istriku / ibuku / aku cuma ibu rumah tangga "
Ada yang salah ? Kok "cuma".
"Cuma" itulah yang membuat roda kehidupan rumah tangga bisa berputar. Tidak bisa kita bayangkan, bagaimana ibu bisa membagi waktunya untuk dirinya sendiri, untuk melayani suami dan anak-anak, lingkungannya, keluarga besarnya. Juga ibulah yang menjadi teladan bagi anak-anaknya selain bapak tentunya.
Berbicara tentang teladan, teladan yang baik bisa dari perkataan, tingkah laku, ibadahnya. Anak akan mencontoh apa yang dilakukan, selain nasehat-nasehat yang ibu berikan kepada mereka. Tak perlu emosi jika anak-anak kadang-kadang membantah, tidak mau atau nanti-nanti yang mengerjakan jika disuruh. Kesabaran itu penting, dan berkata-kata baik pada anak itu juga penting karena kata-kata ibu terhadap anak ibarat do'a kepada anaknya.
Semoga kesabaran ibu dengan predikat "ibu rumah tangga", menjadikan keluarganya benar-benar berkualitas dan bernilai. Meskipun pekerjaan rumah tangga tidak bisa dinilai dengan uang, tetapi pekerjaan ibu rumah tangga sungguh mulia.
0 komentar :
Posting Komentar